Wednesday

Dengan Serum Ular Bablas Semua Penyakitnya

Saat ini sulit untuk menemukan obat yang bersifat panacea (menyembuhkan semua penyakit). Tetapi serum ular dari SHCI mampu mengobati penyakit mulai dari malaria, kanker hingga HIV. Russanti Lubis

Mimpi digigit ular? Bagi kebanyakan perempuan lajang merupakan mimpi yang menyenangkan. Sebab, mimpi semacam ini dipercaya sebagai pertanda akan segera bertemu jodoh. Tapi, lain mimpi, lain fakta. Dalam kehidupan nyata, tak seorang pun ingin dan mau digigit ular. Karena, melalui patukan gigi-gigi tajamnya, binatang berdarah dingin ini juga akan menyemburkan racun berbahaya, yang dapat membawa kematian hanya dalam hitungan menit.

Uniknya, salah satu cara untuk menangkal keganasan bisa ular itu, justru dengan menggunakan racun ular itu sendiri. Bukan cuma itu, bisa ular yang telah diubah menjadi serum, ternyata juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama yang berhubungan dengan darah dan virus. Seperti serum ular yang dikembangkan oleh Snake Hunter Club Indonesia (SHCI).

Serum ular yang dikembangkan oleh kumpulan pecinta ular ini dibuat dengan menjemur bisa ular, yang sebelumnya telah ditampung dalam gelas, langsung di bawah sinar matahari, selama empat hari berturut-turut hingga mengkristal. Dengan kata lain, serum ular ala SHCI ini diproses secara alamiah. Dalam kondisi seperti itu, otomatis bisa ular pun lenyap dan aman dikonsumsi. Sekadar informasi, untuk menghasilkan sekitar 2 cc serum ular kelas I, dibutuhkan 10 ular kobra yang biasanya diperoleh dengan cara membeli atau mengumpulkannya dari para anggota.

“Untuk mengkonsumsinya, kristal bisa ular ini dicairkan kembali, lalu diminum. Komposisinya, satu sendok serum ular yang telah dicairkan kembali dicampur dengan setengah gelas air,” jelas Nursidin Haryanto, Ketua Dewan Guru SHCI sekaligus penyempurna penemuan (serum ular, red.) ini. Sedangkan dalam dunia medis, serum ular digunakan dengan cara disuntikkan dan hanya untuk mengatasi gigitan ular. Serum ular yang dibuat melalui proses laboratorium ini, banyak dijual di apotik dengan harga mencapai Rp2 juta/ampul.

Berbeda jenis ularnya, Nursidin melanjutkan, berbeda pula kekuatan bisanya. Dengan demikian, lain pula serum yang dihasilkan dan penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan.Untuk itu SHCI yang dibentuk oleh Margono, purnawirawan TNI-AU yang juga berkecimpung dalam dunia medis, pada 1964 ini, mengelompokkan ular dalam tiga kelas sesuai dengan keampuhan bisanya.

Ular kelas III atau yang paling ringan kekuatan bisanya, di antaranya ular air, talimongso, gadung, koros, piton, sanca manuk, sanca kembang, sawah, dedak, blandotan krawang, puspa kajang, dan samberlilen. “Dari ular-ular kelas tiga ini akan dihasilkan serum ular yang mampu menyembuhkan sekaligus membuat kita kebal dari penyakit malaria, tetanus, rabies, dan demam berdarah, serta untuk mengeringkan luka,” katanya.

Ular kelas II, seperti ular gibuk, welang, weling, dan gadung luwuk akan menghasilkan serum yang mampu menyembuhkan penyakit diabetes, tifus, lever, asma, alergi, jantung, liver, dan lain-lain. Sedangkan “gelar” ular kelas I atau kategori ular yang memiliki bisa paling mematikan disematkan pada ular dedak bromo dan kobra. Dari para “raja” ular tersebut, dihasilkan serum yang bisa digunakan untuk menyembuhkan kanker darah, kanker tulang, dan berbagai penyakit karena virus, seperti HIV dan flu burung.

“Dengan adanya kelas-kelas ini berarti tidak semua serum ular dapat digunakan untuk menyembuhkan semua jenis penyakit. Contoh, diabetes tidak akan sembuh, jika yang bersangkutan meminum serum ular dari bisa ular kelas I. Demikian pula dengan kekebalan terhadap gigitan ular. Meski serum ular ini mampu membuat mereka yang mengonsumsinya kebal terhadap gigitan ular seumur hidupnya, tapi tidak berarti mereka yang telah mengonsumsi serum ular dari bisa ular kelas III akan kebal terhadap gigitan ular kelas II,” ujarnya.

Lalu, bagaimana serum ular ini dapat diperoleh? “Masyarakat tinggal menghubungi para pelaksana pertolongan SHCI, yang telah tersebar di seluruh Indonesia, dan akan mendapatkan serum ular ini secara gratis, sesuai dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi,” katanya. Kepada masyarakat yang ingin membayar, sekadar sebagai tanda terima kasih, Nursidin menghimbau mereka untuk sekalian menjadi anggota SHCI dengan membayar uang keanggotaan Rp50 ribu, yang berlaku untuk seumur hidup.

“Setelah menjadi anggota, saya akan meminumi mereka serum ular secara bertahap, dari serum ular kelas III, lalu serum ular kelas II, dan terakhir serum ular kelas I, dengan jarak waktu dua minggu hingga satu bulan dengan maksud agar serum-serum ular tersebut berdapatasi terlebih dulu dengan darah kita. Setelah anggota meminum semua serum ular tersebut, otomatis yang bersangkutan akan terbebas dari penyakit-penyakit tersebut di atas dan juga gigitan semua jenis ular, seumur hidup mereka,” ungkapnya. Kata orang bijak, Jika Allah menciptakan penyakit, maka Allah akan menciptakan pula penyembuh atau obatnya. Serum ular Snake Hunter Club Indonesia Indonesia telah membuktikannya.

Sepatu anti air di musim hujan
Meraup uang jutaan dari laundry bulanan
Apakah arti dan maksud seo
Boneka rumput hidup digandrungi Mahasiswa
Untung dari susu jagung
Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.
Source : majalahpengusaha.com

0 comments: