Hobi membaca komik sang ayah dan hobi memelihara bunga sang ibu mengilhami Aal Budiman untuk mendirikan Rumah Bunga Cake & Burger. Russanti Lubis
Rumah Bunga Cake & Burger. Begitulah nama tempat makan di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, ini. Tetapi, di atas lahan seluas lebih dari 600 m² ini, bukan hanya dapat dijumpai tempat makan yang menyediakan burger dan brownies, melainkan juga sekitar 1.000 jenis bunga di dalam pot, seperti Aglonema, Adenium, Euphorbia, dan anggrek berikut aneka pot dan pupuknya. Selain itu, juga perpustakaan yang menyimpan kurang lebih 1.000 komik dan novel dari berbagai zaman dan untuk semua umur.
“Rumah Bunga ini sebenarnya ide orang tua saya. Kebetulan Ibu saya penggemar bunga dan Bapak saya hobi membaca komik. Karena, kedua koleksi ini sudah memenuhi rumah mereka, sehingga tidak tampak seperti rumah lagi, lalu dicarilah lahan yang nantinya di atasnya dibangun ruangan untuk menyimpan sebagian kedua koleksi ini, sekaligus tempat untuk beristirahat dan melarikan diri dari segala kesumpekan di rumah,” jelas Aal Budiman, pengelola sekaligus putra pemilik Rumah Bunga.
Ternyata, dalam perkembangannya, Rumah Bunga yang dibangun setahun silam ini, bukan cuma menjadi tempat istirahat mereka, melainkan juga siapa pun yang tertarik untuk singgah. “Orang-orang yang lewat, lantas mampir, melihat-lihat koleksi bunga Ibu saya, dan akhirnya membeli,” ujar pria yang akrab disapa Aal ini. Tanaman-tanaman ini dikoleksi baik dengan membeli maupun membudidayakan tanaman yang sudah dibeli. Dengan rentang harga Rp5.000,- hingga lebih dari Rp10 juta per pot, Rumah Bunga meraup omset rata-rata per bulan Rp3 juta sampai Rp4 juta dari “bisnis” tanaman ini.
Beberapa di antara mereka juga singgah di perpustakaan yang asri seluas 50 m², untuk leyeh-leyeh sambil menikmati komik-komik lawas buatan dalam negeri karya Djair, Ganesh Th, dan Jan Mintaraga atau komik-komik Jepang yang dikenal dengan istilah Manga. Di sini, juga dapat ditemukan novel-novel yang diterbitkan tahun 1960-an atau 1970-an seperti karya Motinggo Busye hingga novel-novel baru karya Danielle Steel. Dari harga sewa Rp1.500,- per komik atau Rp3.000,- per novel, Rumah Bunga membukukan omset rata-rata setiap bulannya Rp700 ribu sampai Rp900 ribu. “Buku-buku ini dikumpulkan dari koleksi Bapak, sengaja berburu ke seluruh pelosok tanah air, dan akusisi beberapa perpustakaan yang akan tutup. Akhir-akhir ini kami juga sedang menjual komik-komik lama kami. Kebetulan kami memiliki beberapa buku untuk satu judul,” katanya.
Januari lalu, Rumah Bunga melengkapi tempat untuk bersantai ini dengan bakery. Tempat makan seluas 150 m² ini, menonjolkan aneka burger, seperti Raflesia Burger, Veg Hotdog, Delano Cheese Hotdog, dan Giant Croissant Veg dengan harga Rp10.500,- hingga Rp12 ribu. Selain itu, juga brownies yang dijual dengan harga Rp25 ribu/loyang dan minuman yang diberi nama Blue Passion dengan harga Rp8.000,-. Rata-rata per minggunya, bakery ini dikunjungi 10 tamu dan secara teratur menerima pesanan dari perorangan dan beberapa hotel. “Dari bakery ini, omset rata-rata kami Rp20 juta/bulan,” ujarnya. Rumah Bunga yang dibuka dari jam 09.00 sampai 21.00, ia melanjutkan, dari segi bisnis, untungnya kecil sekali, meski pemasukannya dari waktu ke waktu semakin stabil. Tapi, kepuasan batinnya besar, karena hobi terlampiaskan.
Apa sih konsep yang ditawarkan? “Konsep keluarga. Maksudnya, bila satu keluarga datang ke Rumah Bunga, maka si Ibu yang menyukai bunga dapat melihat-lihat dan memilih-milih bunga yang diinginkan, sedangkan sang Bapak dan anak-anak mereka yang kebetulan suka membaca bisa menikmati segala macam bacaan di perpustakaan ini. Kalau kemudian lapar, ya silahkan mampir ke bakery kami,” jelas Aal yang berencana mengembangkan bakery ini menjadi kafe. Memang, adakalanya kepuasan batin tidak dapat digantikan dengan rupiah. Nah, silahkan mampir.
Source : majalahpengusaha.com
Batik serat alam digandrungi
Usaha rumah bambu
Rejeki syuuur dari sayur mayur
Tip bisnis usaha go public
Usahan salon khusus kuku
Peluang emas kelinci hias
0 comments:
Post a Comment